
Sesosok pria paruh baya dengan tegap melangkah ke depan, menapak satu demi satu anak tangga menuju sebuah panggung kehormatan.
Dengan lantang dia ucapkan salam pada semua yang hadir, suaranya yang keras dtambah dengan gaya bicara yang khas serta tampang yang boleh diakatakan diatas rata-rata membuat semua yang hadir jadi tak beranjak dari tempat duduk.
Dialah pimpinan aku, seorang pria yang sangat aku hormati.
Pria yang punya prinsip hidup sederhana.
Padahal dia salah satu pejabat tinggi di pemerintahan ini.
Hampirr dua tahun aku bersama dia, sangat aku rasakan betapa enaknya suasana kerja dengan pimpinan yang se bijaksan n se sederhananya dia..
Hampir tak ada jarak antara bawahan dan atasan mungkin prinsip itulah yang membuat dia jadi berhasil,
Dimata masyarakat biasa dia sangat populer, dia terkenal dengan sifatnya yang sederhana tadi, dari orang kaya sampai rakyat miskin kenal padanya.
Dimana dia berada selalu senyum yang ada. Tak pernah terlihat wajahnya merah karena marah, yang ada hanya senyum yang merekah yang mnghiasi bibirnya yang indah dengan tahi lalat kecil dbawahnya, seperti lagu saja mungkin prinsipnya (hadapi dengan senyuman) hehe..
BAPAK biasa kami memanggilnya.
Mungkin karena dia juga terlahir dari keluarga yang sederhana.
Jadi sifat yang mulia itu sangat dia jaga.
Andai semua pimpinan di negeri ini bisa sederhana seperti dia.
Tak bisa aku bayangkan betapa makmurnya negeri ini.
SEDERHANA..
Bukan berarti apa adanya.
kata yang singkat namun punya manfaat yang banyak.
Ternyata sifat itu bukan hanya ada pada dirinya sendiri saja,
Semua sifat itu ada pada setiap anggota keluarganya.
Isterinya, dan juga pada keempat anaknya, padahal kalau mereka mau mewah mereka ada segalanya tapi karena sejak kecil mereka dididik agar begitu so mereka jadi bisa.
Pagi itu dengan dibalut satu stel jas berwarna gelap, peci hitam menghiasi kepalanya.
Gagah, berwibawa dan tampak bijaksana itulah gambarannya di hari itu.
Sebuah mobil dinas sudah parkir didepan rumah siap untuk melayani dia.
Dengan Bismillah dia melangkah siap untuk melaksanakan tugas yang diamanatkan padanya, dengan sigap sang sopir yang setia menemani majikan membukakan pintu mobil bagian tengah seperti kebanyakan yang dilakukan para sopir dan ajudan pada pejabat-pejabat Negara.
Dengan senyum yang lagi mengembang di wajah yang emang dah manis duluan itu denga lirih dia berkata “ aq boleh didepan” mugkin dia enggak tahan duduk dibelakang ato apa aku juga belum mengerti maksudnya.
Astaga…!
Ternyata pemikiran aku salah, dan aku tahu itu setelah diperjalanan di bercengkerama penuh canda layaknya seorang temen sepermainan
Tak pernah aku lihat kejadian seperti ini pejabat duduk didepan dan bercengkerama dengan sopirnya, ternyata itu semua karena dia pengen dekat sama siapa saja.
Andai semua pejabat begini sifatnya, mungkin banyak suara rakyat yang bisa dia dengar
Subhanallah suatu kejadian yang sangat indah terlihat.
Itulah yang membuat aku betah kerja disini walau aku harus rela berpisah keluarga.
~...sm!l33...~002.jpg)

1 komentar:
thanx yan.....
tp yang pasti, smua itu bukan di buat - buat.....murni dari hati
by : faris irawan
Posting Komentar